Rabu, 09 Maret 2011

BAGAIMANA AKU MENCUKUPKAN MENULIS BAGAIMANA



D Kemalawati

bagaimana mungkin aku melupakan pagi bening di kolam itu
sedang desirnya masih membelai kulitku
memberi rasa hangat serupa air laut
membasahi pasir pantai tak pernah usai

bagaimana pula aku melupakan air bening yang menggelegak
di tunggu dengan nyala dan percik bunga api dari dahan kering
yang kita kumpulkan dari sampah laut
saat letupnya di permukaan yang serupa riang gelombang
menghantar kita terdampar dalam kegerahan

bagaimana aku harus mematahkan ujung pelangi pada kaki langit
menjemurnya sebelum senja agar menyala api unggun di matamu
memudarkan cahaya bulan yang mengendap di sela daun malam
sedang kau makin enggan membersihkan bunga karang dalam dadamu

bagaimana jika bunga karang yang kau lukis itu meracuni kaki telanjangku
sementara sirip ikan yang kau pasang di tubuhku tak mampu membawaku
ke permukaan menjemput sinar terang dan nafas panjang

bagaimana aku mengaitkan pulau yang lepas dari genggaman kita
saat aku menunjuk arah dan kau memalingkan muka
aduhai, bagaimana aku mencukupkan menulis bagaimana
setelah ranting rapuh tak meninggalkan huruf di pasir basah
tempat kita menulis kisah


Banda Aceh, 8 Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar