D Kemalawati
Lupakan burung kuntari yang dungu itu
kalau kau hanya bisa menulis sebaris puisi
dan sepotong prosa yang mati di ketiak pagi
diliris telapak tanganmu
terletak berbilah rencong
dan akan menjelma mata angin
selayaknya pagi yang kita undang
datang menjemput embun
agar putik merekah sempurna
dan para peziarah tetap menabur bunga
di pusara ombak dan air mata
milik puak yang kau anggap celaka
ajak kunang-kunang malam
berkaum untukmu
di atas bukit tumbuh tabuhlah rapai
dan kau tak hanya sebatas rateb
tapi sebagai debus haram disentuh besi
Banda Aceh, 30 Juli 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar