D Kemalawati
di rumah bakau
kita pernah mengeringkan bibir
menyingkir cangkir-cangkir
menghela akar melilit langkah
bergegas membuka pintu dan berlalu
menjelang gerimis dan daun merunduk basah
entah siapa mengalah
memilih kelopak-kelopak gugur
menawarkan segelas anggur
kita seperti menunggu lembayung
menjemput larut malam tanpa kidung
kecipak air di rumah bakau
hujan yang menembus mimpi
juga sprei yang menggigil dingin
tak ada yang menjemput hasrat
menghidu asin garam
sebelum sajian makan malam membiak jamur
kau akan menyepi di pegunungan, katamu
tanpa gelombang laut menjilati puncak hati
hidup tanpa asin garam
tanpa akar bakau di mata kaki
menyuburkan daun mimpi
Banda Aceh, 2 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar