Senin, 28 Februari 2011

DAPHUKUPI, MALAM TERTAWAKAN SEPI


Puisi D Kemalawati

Malam tertawakan sepi
di sini, lelaki mengangkat  tangan kirinya tinggi-tinggi
mangkuk ringan di kanan
di ujung jemarinya asap mengepul
harum kupi menjalar ke meja-meja
bintik  keringat di sudut mata mongering seketika
saring kain sebentuk  kerucut terpancung turun naik tak henti
bubuk hitam makin basah makin pekat menderas permukaan
memenuhi mangkuk berpindah dari cangkir ke bibir kering
sepanjang malam  sepanjang tarikan asap rokok
awan putih diantara langit-langit
racikan bumbu nie Aceh lesap menguah
lidah panas merica menguap dalam canda

malam tertawakan sepi
di sini, sepanjang jalan, setiap sudut kita hitung daphukupi
ratusan motor berjejer rapi  hingga tepi jalan pun tak ada tempat pejalan kaki 
pemiliknya tak perlu kuatir
tagihan parkir tetap sekali
malam mengkristal embun di pucuk daun
belum cukup kaum mengupas kacang
hingga kulit tipis diperbincangkan
bukan debat menentang bulan

malam tertawakan sepi
di belakang agamkuphi  tabung carnations merah putih
tersusun rapi di atasnya bendera negeri tanpa wali  berhias diri 
di meja hitam telah terlumat asa seluruh negeri
dalam secangkir kuphi

DaPhukupi, 30 Nov 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar