Jumat, 25 Februari 2011

Puisiku dalam buku 'Percakapan Lingua Franca' Antologi Temu Sastrawan Indonesia III


MIMPI
Puisi D Kemalawati

bangun pagi anakku menangis
"sebatang pohon telah dipisahkan," isaknya
"di mana?" tanyaku
"di mimpiku, Ibu"

dia mendengar tangisan pohon itu
sepanjang malam
airmatanya menggenangi parit, kali, sungai
bahkan menggenangi seluruh kampung
seluruh mukim, seluruh kecamatan , seluruh kota
hingga menara tempat kepala negara
menatap rakyatnya tanpa rasa

dia melukis di dinding papan rumah kami
pohon-pohon yang sendiri
sepanjang hari
hingga tak ada waktu
baginya untuk tidur
dan bermimpi

Banda Aceh , 7 Oktober 2010

SEBELUM JEJAKMU RAIB

suatu pagi
kau memintaku meletakkan sebuah cermin
aku penuhi

tapi tak kulihat
kau bercermin di sana

lebih baik letakkan di beranda , katamu
setidaknya engkau akan berkaca
sebelum menemui anak-anak
di dalam sana

tapi tak pernah juga kau tertarik
menjejakkan kaki di halaman

mungkin lebih mudah kaca itu
kau taruh di garasi
agar ketika akan pergi dan pulang
aku mementaskan diri sebelumnya
katamu lebih lanjut

setelah garasi dipenuhi cermin
jejakmu raib entah kemana

Banda Aceh, 7 Mei 2010

1 komentar:

  1. puisi nya bagus bagus,,tapi kebanyakan monotone gitu,,,menurut aku sih,,,

    BalasHapus