Jumat, 25 Februari 2011

KUINGIN CAMAR MENERBANGKAN CATATANKU PADAMU

D Kemalawati

Pertemuan di pelabuhan tak lagi menjadi impian
tulismu suatu ketika
aku membacanya dan percaya
karena sebelum kita menjaga hati
pelabuhan-pelabuhan yang kau jadikan tempat pertemuan
telah kau hapus dalam sajakmu

kuambil ranting luruh di pantai itu
kutulis di pasir tanggal dan bulan pertemuan yang kau janjikan
lalu datanglah ombak itu menghapusnya
aku lega, setidaknya catatanku telah melaut
meski sesungguhnya seekor camar terus membayanginya
ketika diayun riak
sebelum sampai ke tengah laut
catatan itu sudah di paruhnya
kemudian melayang di udara

ketika kubilas kakiku di perigi tua yang berlumut
bersama balutan pasir basah yang melekat
kutemukan catatan itu bersarung di kakiku
aku tak bisa melepaskannya hingga  aku berbaring di ranjang
dan malam mengubahnya menjadi bilah-bilah tajam
seperti jamur membusur dalam mimpiku

aku tetap menunggumu
tulisku di batu-batu
ketika sunyi makin mendesak tidurku
kuingin camar  itu menerbangkan catatanku padamu.

Banda Aceh, 25 Februari 2011

4 komentar:

  1. Sebagai camar, sungguh aku kian gemetar mencengkeram catatanmu. Aku mulai hafal warna kertas dan tinta yang tertuang di catatan itu: "aku merindukanmu", begitu bisik yang dibawa angin.

    BalasHapus
  2. menurut ku puisi ini bagus; tapi masih jadul,,,,,
    ada bait yang masih janggal di pertengahan,,,

    BalasHapus
  3. HM, mksh dah baca. Sebuah karya sastra memiliki multi tafsir. Bagi saya jadul tidaknya apa yang saya tulis tak menjadi soal karena pemahaman orang dalam hal ini memang berbeda. Keterbacaan seseorang juga dilatarbelakangi pengetahuannya tentang karya sastra. Jadi sangat saya pahami kalau anda menilai puisi di atas masih jadul apalagi penulisnya juga tak muda lagi he he he . . . Selamat berkreasi, mudah2an dari Blangpidie suatu saat nanti akan melahirkan penulis yang hebat. Salam

    BalasHapus
  4. hahahahha,,,makasih mbak de,,,
    ya karna aku juga penggemar puisi2 mbak de dan joel dp,,,
    cemburu tu karna sangat cinta di hemat saya,,
    saya kritisi karna saya mau penulis kebanggaan saya harus nyaris sempurna;heheheh
    amin,,,,,,,,,,

    BalasHapus